Selasa, 05 Januari 2010

Pro dan Kontra Dirut Pertamina



text TEXT SIZE :
Candra Setya Santoso - Okezone
Anggota Komisi VII DPR Effendi Simbolon. Foto: Koran SI

JAKARTA - Kabar burung kembali datang menghampiri perusahaan pelat merah. Kali ini, kabar mengenai pergantian Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan. Adanya konflik kepentingan penguasa menjadi alasan kuat pergantian sosok orang nomor satu di perusahaan minyak dan gas ini.

Wakil Ketua Komisi VII DPR-RI Effendi Simbolon pun angkat bicara mengenai permasalahan pergantian dirut Pertamina ini. Menurutnya, ketidakjelasan pemerintah dalam memberi alasan pergantian menjadi pertanyaan besar. Apakah Karen tidak dibutuhkan lagi atau tidak layak menjadi pemimpin perusahaan minyak dan gas pelat merah karena membukukan prognosa kinerja keuangan 2009 sebesar Rp343,805 triliun atau terjadi penurunan minus 38 persen dibandingkan pendapatan di 2008 (unaudited revenue) yang tercatat Rp554,208 triliun.

"Pemerintah jangan asal ngomong, tidak ada alasan yang jelas tentang pergantian direktur Pertamina kok tiba-tiba diganti. Kecuali ada dua alasan yang membawa masalah ini menjadi melebar," ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR-RI Effendi Simbolon, saat berbincang dengan okezone, di Jakarta, Selasa (5/1/2010).

Dua hal yang dimaksud yakni, jika sosok Karen saat ini memang sudah tidak dibutuhkan lagi, terkait kinerja yang kurang memuaskan, dan kedua memang tidak layak lagi.

"Menurut saya ada dua hal kenapa masalah pergantian Karen ini mencuat. Pertama, Karen tidak diperlukan lagi karena keinginan penguasa. Kedua ya memang sudah tidak layak lagi. Saya sejak awal tidak setuju dengan penunjukkan sosok dia (Karen Agustiawan) sebagai orang yang tempat menggantikan Ari (Mantan Direktur Utama Pertamina)," tegasnya.

Dijelaskannya, ada konflik yang seharusnya perlu dijabarkan lebih detail lagi, tidak hanya masalah kinerja perusahaan minyak dan gas pelat merah ini yang telah dipimpin Karen kurang dari satu tahun ini. "Ini ada apa-apanya, kalau mau dijabarkan pasti semua bobrok yang ada juga patut dipertanyakan. Begitu juga dengan munculnya Dahlan (Direktur Utama PLN), bisa saja nanti pengganti Karen dari pengusaha. Ini ada kepentingan penguasa saja! Bahkan bisa saja nanti Panglima TNI diganti dari orang yang memiliki profesi Dokter," ungkapnya.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai selama hampir 10 bulan Karen menjabat sebagai Dirut Pertamina sudah cukup sukses. Kendati dia juga mempertanyakan alasan pemerintah terkait pergantian Karen tersebut.

"Karen Agustiawan sudah membuktikan selama 10 bulan jadi dirut merangkap direktur Hulu Perseroan, Karen telah berhasil menaikan lifting Pertamina dan bahkan Pertamina merupakan satu-satunya badan usaha Indonesia yang berhasil menaikkan produksi di tengah decline produksi migas secara nasional," ungkapnya.
(css)

1 komentar:

migasnet08_uluem8074 mengatakan...

Siapapun dirut Pertamina yang penting bisa menjadikan indonesia lebih maju lagi. .

Posting Komentar

uLuEmz

Dreamer
Grab a Funny Picture from pYzam.com

Petroleum Engineering

Foto saya
Cirebon, West java, Indonesia
Huuuuyyy. . . . . W Kuliah di Akamigas Balongan Fakultas Teknik Perminyakan